Sunday, February 05, 2017

Burnt Paper Sky -- Gilly Macmillan


Burnt Paper Sky by Gilly Macmillan

My rating: 4 of 5 stars

Apa yang terjadi jika anakmu hilang, dan semua orang berbalik menuduhmu yang berbuat sesuatu pada anakmu? Media, bahkan polisi meragukan ceritamu dan beberapa anggota masyarakat bahkan sampai tega menerormu hingga melukai ayah dari anakmu?

Itulah yang terjadi pada Rachel Jenner yang mengajak anaknya, Ben (8 thn) berjalan-jalan di taman Bristol yang teduh dan rindang, semacam Ragunan kali ya? atau Kebun Raya Bogor? Mereka memang biasa berjalan di taman itu bersama anjing mereka Skittle di hari Minggu. Tapi di hari Minggu ini, Ben ingin ke tempat ayunan duluan, sementara Rachel yang sedang banyak pikiran, berdebat antara memberi ijin dan melarang. Namun niat ingin menjadikan Ben anak yang mandiri dan pemberani membuatnya mengijinkan anaknya berlari terlebih dahulu bersama Skittle.

After the divorce I should simply have been grateful for what I had. I should have celebrated my life as it was, imperfections, sadness and all, not forensically examined its faults.

Pic doc pribadi
Saat Rachel tiba di tempat ayunan, dia tidak melihat Ben. Mengira anaknya sedang bermain petak umpet dengannya, Rachel mencoba mencari sambil mengajaknya bercanda. Namun saat Ben tak juga muncul dengan tawa khasnya, Rachel panik dan mencari kesana-kemari dibantu seorang wanita paruh baya yang sedang mengajak anjingnya jalan-jalan di sana. Lama tak juga menemukan petunjuk, Rachel menelpon polisi dan saat itulah keadaan yang tadinya terasa tidak nyata, mulai menendang kesadarannya.

Ben hilang!

Panik, histeris, dan berharap ini semua mimpi dirasakan Rachel. Tak ingin percaya kalau anaknya hilang, namun setelah polisi mengerahkan bantuan mencari di hutan didalam kondisi cuaca yang sangat tidak bersahabat (hujan lebat semalaman) Ben tak jua diketemukan. Polisi menetapkan kasusnya menjadi kasus penculikan.

Rachel diminta untuk berbicara di depan pers, untuk memohon penculik agar mengembalikan anaknya. Polisi membuatkan pers release untuk dibacakan Rachel. Namun di akhir pers release, Rachel mengubah kalimat yang sudah disiapkan untuknya dengan kata-kata ancaman ke penculik. Dan itu membuat Jim, detektif yang menangani kasus Ben, murka. Karena kata-kata Rachel justru ditakutkan bisa memprovokasi penculik dan bisa jadi malah melukai Ben. Sementara prioritas mereka adalah menyelamatkan Ben.

I thought that life should stop until Ben was found. Clocks should no longer tick, oxygen should no longer be exchanged for carbon dioxide in our lungs, and our hearts should not pump. Only when he was back should normal service resume.

Pic doc pribadi
Mulailah media membully Rachel. Bahkan sebuah blog dibuat khusus untuk kasus Ben ini. Blog tersebut menghembuskan keraguan di hati masyarakat, bahwa bisa jadi Rachel lah penyebab hilangnya Ben. Rachel disebut-sebut tidak stabil sejak perceraiannya dengan John, hingga cemburu dengan kemesraan John dengan istri barunya. Mereka menganggap Rachel lah yang melukai Ben dan menghilangkan jejaknya, hingga seseorang tega menuliskan kata-kata "Bad Mother" di pagar rumahnya, melempar botol susu hingga pecah, dan yang paling parah melempar bata ke jendela rumah, dan saat John mengejar pelaku, malah menjadi korban pemukulan.

Segitunya kekuatan media hingga dapat mengubah opini seseorang. Bahayanya media di tangan orang-orang yang tidak bertanggung jawab dapat melukai dan membuat hidup orang lain dalam bahaya.

If you talk too openly about terrible things people shrink from you.

Novel ini dicetak ulang dengan judul berbeda, "What She Knew." Diceritakan secara bergantian dari sisi Rachel dan Jim yang ternyata mendapati dirinya sangat terpengaruhi dengan kasus ini, satu per satu rahasia keluarga terungkap, persahabatan hancur, dan bagaimana kasus ini berefek ke semua orang, novel ini membuat saya tidak berhenti membaca bahkan hingga larut. Rasa cinta Rachel pada Ben, kehilangannya, putus asanya, rasa frustrasinya saat tak ada yang memercayai temuannya tentang Ben, sangat menguras emosi.

Jika anda penyuka novel bergenre misteri thriller, ini buku yang tepat. Dari awal hingga akhir, anda akan dibuat tak berdaya kecuali melanjutkan hingga kelar.

No comments: