Monday, March 19, 2018

Wonder -- R.J. Palacio

Wonder, by R.J. Palacio

My rating: 4 of 5 stars

Buku yang cukup unik, dengan karakter yang unik dan jalan cerita yang sebenarnya biasa-biasa aja. Tapi karena keunikan-keunikan tadi, kisahnya jadi luar biasa. Penasaran? Baca dong! ;)

Tentang August, yang seumur hidupnya sekolah di rumah dengan ibunya sebagai guru, aka home school. Saat dia menjelang usia SMP, ibunya memutuskan kalau August sudah waktunya masuk ke sekolah reguler. Awalnya ayahnya tidak setuju, namun setelah August mengunjungi calon sekolahnya saat libur, dan dikawal oleh 3 anak murid yang diminta kepsek untuk mengajak August tur keliling sekolah, August pun setuju sekolah. Dengan syarat: kalau August mau keluar, kapan saja, mereka menginjinkan dengan catatan, August menceritakan apa yang membuatnya ingin keluar, secara detail.

Kenapa soal August masuk sekolah ini seolah ribet banget? Tak lain dan tak bukan adalah karena kekurangan yang dimiliki August sejak lahir. Dia menderita satu penyakit yang membuatnya tampil 'beda' dengan anak-anak lain. Bedanya dalam arti BEDA BANGET. Wajah August tidak sempurna, membuat banyak orang yang melihatnya akan ketakutan.
Courage. Kindness. Friendship. Character. These are the qualities that define us as human beings, and propel us, on occasion, to greatness.
Keluarganya sangat melindunginya. Bahkan kakaknya pun tak akan ragu memelototi orang-orang yang berbisik-bisik tentang adiknya. Maka keputusan untuk August masuk sekolah merupakan keputusan besar untuk August dan keluarganya. Karena dengan demikian, August akan ter-ekspos ke lebih banyak orang. Apakah August siap?

IG: @bookdragonmomma
Bagi August, orang menatap wajahnya sudah merupakan hal yang biasa. Dia tak lagi merasa tersinggung, atau malu. Dia bahkan menganalisa dan menebak reaksi orang dengan tepat. Karena biasanya reaksi orang yang melihatnya akan sama: kaget, takut, penasaran. Tiga anak yang dipanggil kepsek untuk tur keliling sekolah, saat masuk sekolah dimulai, hanya Jack yang selalu duduk di sebelahnya. Sementara Julian dan Charlotte, mereka hanya sekedar bilang Hai, atau menganggukkan kepala. August mengerti kalau tak akan ada yang mau berteman dengannya. Di kantin pun dia duduk sendiri, hingga datang seorang gadis bernama Summer yang duduk di meja kantin dengannya, dan mereka mulai berteman.
Now that I look back, I don't know why I was so stressed about it all this time. Funny how sometimes you worry a lot about something and it turns out to be nothing.
Setiap makan siang, August dan Summer akan makan bareng, mendiskusikan banyak hal, dan terus terang membuat siswa lain kepo. Kok mau sih Summer temenan sama August? Tapi begitulah Summer, anak yang easy going, dan menyenangkan. Namun di sisi lain, Summer menemukan bahwa August adalah anak yang lucu dan humoris. Begitu mengenal August, memang orang akan menemukan sesuatu yang berbeda. Lelucon August yang dengan ringan menertawakan dirinya sendiri, membuat orang merasa tidak harus menjaga sikap atau apa. Karena sesungguhnya, di balik fisik yang tidak sempurna, August adalah anak normal biasa.

Balik ke Jack, suatu hari August mendengar Jack berbicara negatif tentangnya, dan August pun marah. Dia tak menegur Jack sama sekali, membuat Jack bingung. August kecewa karena ternyata kebaikan Jack hanya sebatas karena disuruh pak kepsek, bukan karena dia mau. Dan sejak itu pertemanan mereka bubar. Trus, bagaimana dong August bisa survive di sekolah selanjutnya? Belum lagi Justin sudah mulai kelihatan aslinya... Apakah August bakal bisa (at least) menyelesaikan 1 tahun di SMP?
MR. BROWNE'S SEPTEMBER PRECEPT:

WHEN GIVEN THE CHOICE BETWEEN BEING
RIGHT OR BEING KIND, CHOOSE KIND.
Ide ceritanya sederhana banget, tapi pengembangannya bikin saya beberapa kali merinding, terharu, sedih, bahkan nangis di beberapa scene. Ceritanya simple tapi menyentuh hati banget. Bagaimana pengajaran empati itu sangat penting bagi anak-anak. Tidak mudah karena anak-anak adalah makluk jujur, berkata sejujurnya, bersikap sesuai hati mereka, hingga sebagai orang dewasa, PR buat kita untuk mengajarkan semua itu kepada anak-anak. Bagaimana kita berempati, menempatkan posisi di posisi orang lain, dan mengolah emosi agar menjadi positif. Nggak gampang, karena mengolah emosi sendiri aja kadang sulit, kan ya?

IG: @bookdragonmomma

Kinder than is 
necessary. Because it's not enough to be kind. One should be kinder than needed.
Banyak yang bisa diambil dari cerita Wonder ini. Banyak banget, dan menurut saya bagus jika dijadikan novel study. Mendiskusikan buku ini dengan anak-anak, mengupas habis, dan mengungkapkan pendapat tentang karakter di dalamnya, akan memberikan banyak pengalaman bagus untuk anak-anak.

Setelah membaca bukunya, saya nonton filmnya. Secara umum ceritanya sama, namun di beberapa adegan, ada yang diubah demi visualisasi penonton. Karena memang film yang diadaptasi dari buku tidak akan sama hasilnya. Jalan ceritanya pun ada yang berbeda, namun tidak mengurangi esensi cerita itu sendiri. Namun kalau ditanya lebih suka mana? Saya LEBIH SUKA BUKUNYA. Lebih detail, lebih njleb, lebih make sense, dan lebih suka aja!

Saya merekomendasi buku SEBELUM nonton.
I think there should be a rule that everyone in the world should get a standing ovation at least once in their lives.

No comments: