Wednesday, September 07, 2016

Veronika Decides To Die -- Paulo Coelho

Veronika Decides To Die by Paulo Coelho

My rating: 4 of 5 stars

Sepertinya ini buku pertama Paulo Coelho yang saya lahap sampai habis tuntas. :D Sebelumnya pernah coba baca The Alchemist, tapi nggak kelar. Judul bukunya yang lain juga saya simpan saja ebooknya, belum berani  baca. Soalnya dalam mind set saya, tulisan Mr. Coelho berat-berat. Tapi ternyata nggak juga.

Veronika adalah gadis berusia 24 tahun yang memiliki semua dalam hidupnya. Karir yang gemilang, kehidupan pribadi yang lumayan oke, kehidupan percintaan yang termasuk wajar dalam arti Veronika tidak akan sulit mendapatkan pria yang dia inginkan jika dia mau. Namun Veronika merasa ada  yang kurang. Ada sesuatu dalam hidupnya yang tidak membuatnya puas. Dan dia ingin mengakhiri hidupnya.

Sebenarnya Veronika sudah lama memikirkan untuk menghabisi nyawanya sendiri, namun karena dia masih mempertimbangkan keluarganya, dia tidak ingin sembarangan saat bunuh diri. Dia tidak akan menghantamkan diri ke kereta, misalnya, karena nanti orang tuanya akan shock kala harus mengidentifikasi tubuhnya yang hancur. Gantung diri di kamar sewaannya pun dia tidak mau karena nantinya pemilik tempat tidak bisa menyewakan lagi kamar tersebut. Sebab, meski sekarang sudah abad ke 21, orang tetap percaya pada hantu gentayangan.

Doc. Pribadi
Akhirnya Veronika memilih obat tidur. Baginya itu cara yang tepat untuknya bunuh diri. Mendapatkan obatnya pun dia pertimbangkan caranya agar tidak menimbulkan kecurigaan. Dia mengeluh pada dua temannya bahwa dia tidak bisa tidur, dan hasilnya mereka membelikan obat tidur untuknya. Dua botol pun siap dan Veronika menjalankan aksinya.

Setelah minum pil tidur sebanyak dua botol, Veronika menunggu kematian datang dengan membaca majalah. Dan ada satu artikel yang menarik perhatiannya. Artikel tersebut dimulai dengan kalimat, "Dimanakah Slovenia?" dan itu mengganggu pikirannya.

Baginya, artikel itu sangat bodoh, Karena jurnalisnya menulis saat dia berada di Slovenia, saat menghadiri undangan launching game komputer baru di sana. Jurnalis tersebut berasal dari Prancis, dan Veronika memutuskan untuk menulis sesuatu tentang itu. Yang awalnya alasan bunuh dirinya karena masalah pribadi, surat yang dia tulis untuk jurnalis itu malah menjadi surat wasiatnya.

Veronika terbangun di sebuah rumah sakit jiwa, Villete. Rumah sakit ini terkenal dengan penjagaannya yang ketat. Veronika didiagnosa kerusakan jantung yang sangat parah akibat mengkonsumsi pil tidur melebihi dosis. Veronika pun menjalani harinya tanpa keinginan mengenal siapa pun di sana. Toh, dia akan mati. Dan begitu pun dengan pasien di Villete. Mereka tidak ingin dekat dengan gadis yang nantinya pun akan meninggalkan mereka.

Namun Veronika masih hidup. Tubuhnya seolah menolak untuk menyerah. Setiap hari Veronika mendapat injeksi yang katanya untuk jantungnya. Di sana, dia berkenalan dengan Zedka, pasien yang masuk ke Villete karena depresi. Veronika juga berkenalan dengan Mari, seorang pengacara yang terkena serangan panik. Juga dengan Eduard, si Schizophrenia. Masing-masing memiliki kisah dan alasan sendiri kenapa ada di Villete. Dan Veronika pun mulai menemukan apa yang sesungguhnya hilang dari dirinya. Saat menemukan itu, Veronika merasa penuh, dan dia pun mulai membuka diri untuk mencintai. Namun, apakah itu mungkin?

Doc. Pribadi
Novel ini seolah mengingatkan kita untuk bisa sedikit 'gila' dalam menjalani hidup. Jangan terlalu seriius, ambil sedikit resiko, berbuatlah di luar kebiasaan. Rutinitas yang itu-itu saja akan membuat otak protes dan akhirnya kolaps. Nah, makanya.. yuk gila-gilaan!

Saya suka novel ini. Dan sepertinya saya akan coba meneruskan The Alchemist yang terpotong di jalan.

No comments: